Sajak Sunda adalah salah satu bentuk karya sastra karangan dalam bentuk puisi atau dalam bahasa sundanya di sebut dengan ugeran yang di ungkapkan lewat imajinasi dari pengalaman batin si pengarang sajaknya. Sajak dalam bahasa sunda tidak terikat oleh aturan atau patokan-patokan tertentu.
Mengapa sajak disebut karangan ugeran atau bentuk puisi? Sebab dalam sajak ada hal-hal yang harus diperhatikan, diantaranya yaitu diksi atau pemilihan kata dan wirahma. Wirahma yaitu kombinasi antara turun naiknya suara saat membacakan sajak, panjang pendeknya suara agar selaras untuk mencapai keindahan dalam sajak.
Wirahma nya éta kombinasi turun-naékna, panjang-pondokna, jeung tarik halonna sora dina maca sajak.
Daftar Isi
Sajak atau bentuk puisi dalam bahasa sunda ini juga sering di sebut dengan sajak bebas. Disebut bebas karena sajak tidak terikat oleh aturan seperti pada jumlah baitnya, jumlah suku katanya, dan persamaan suara pada ujung di setiap barisnya.
Bebas disini tentu saja relatif juga pengertiannya. Misalnya, apabila sajak dibandingkan dengan guguritan yang ditulis dalam bentuk pupuh, jelas sajak itu lebih bebas, atau umpamanya dibandingkan dengan sisindiran, sajak tidak terikat oleh sampiran dan isi, atau jika dibandingkan dengan mantra, sajak tidak begitu terikat oleh aturan kata yang mengandung kekuatan gaib, atau diucapkan untuk tujuan-tujuan khusus yang berhubungan dengan kepercayaan.
Sajak heunteu kauger ku jumlah padalisan dina sapadana, jumlah éngang dina unggal padana, atawa sora tungtung dina unggal padalisan.
Jadi, sajak hanya terikat oleh diksi dan wirahma saja, oleh sebab itulah tidak disebut sebagai wangun lancaran atau bentuk prosa. Wirahma menjadi ciri utama dalam sajak terasa sangat menonjol, bisa jadi karena ini adalah bentuk kata puisi-puisi, atau bisa jadi seperti yang ada pada pupuh tidak dipakai.
Awalnya keberadaanya sajak itu tidak populer bahkan tidak diterima oleh masyarakat sunda di jawa barat, berbeda dengan cerita pondok atau carpon yang langsung di terima. Alasannya, adalah karena sajak bukan bentuk karya sastra asli dari orang sunda.
Alasan yang tidak diterima oleh akal, sebab dalam kenyataannya guguritan yang dulunya dianggap sastra asli orang sunda juga merupakan pengaruh dari sastra jawa. Seiring berjalannya waktu, kepopuleran sajak di tengah masyarakat sunda semakin berkembang, bahkan menyaingi guguritan, ini terjadi setelah bangsa indonesia merdeka, terutama setelah sajak sunda yang pertama kali di tulis oleh Kis Ws pada tahun 1946 dalam sebuah majalah saat itu.
Baca juga: Ini Adalah Sejarah Sajak Sunda Yang Pertama Kali di Tulis Tahun 1946
Saat dimuat dalam majalah dan surat kabar, dari sanalah juga sajak dalam bahasa sunda ini mulai di buku-kan. Memang, umumnya buku kumpulan puisi sunda ini merupakan kumpulan sajak yang sebelumnya sudah dimuat dalam beberapa surat kabar atau majalah sunda sebelumnya.
Pada tahun 1992, pernah terbit buku antologi dengan judul “Saratus Sajak Sunda” yang diterbitkan oleh CV. Geger Sunten dan di editori oleh Abdullah Mustapa, isinya memuat 100 judul sajak Sunda. Sajak-sajak ini ditulis oleh para pengarang sunda pada masa sesudah kemerdekaan, hingga sampai pengarang terbaru di tahun 1990-an.
Dilihat dari judulnya, buku ini sekaligus merupakan sebagai bentuk untuk memperingati sajak sunda yang sudah menginjak umur 46 taun. Bentuk sajak dalam sastra sunda ini awal mula hadir sekitaran tahun 1946-an, dan hingga sampai sekarang ini, sajak dapat disebut sebagai salah bentuk puisi paling populer dalam pertemuan sastra pada budaya sunda.
Meskipun dalam sajak itu tidak terikat oleh aturan, akan tetapi dalam membuat sajak terdapat unsur-unsur yang perlu kita perhatikan yaitu: Tema, suasana, imaji, simbol, serta pemilihan kata yang sesuai atau indah seperti yang mengandung wirahma, murwakanti, dan gaya bahasa.
Dibawah ini akan dijelaskan langkah-langkah apa saja perlu kita perhatikan ketika akan membuat maupun menulis sebuah sajak dalam bahasa sunda berdasarkan dalam unsur-unsur yang ada dalam suatu sajak :
1. Tentukan, tema apa yang akan kamu pilih dalam sajak yang akan kamu buat? Tema sajak banyak sekali yang bisa di pilih. Contohnya misalnya: sajak tentang alam, sajak tentang lingkungan sekolah, tentang cita-cita atau impian, tentang cinta, tentang pahlawan, tentang ibu, tentang guru, pangajaran, dan lain sebagainya.
Tentukan Suasananya apa?
2. Sesudah menemukan dan memilih tema yang akan di tulis, kemudian tentukan suasana yang akan di tunjukan dalam sajak yang akan kamu buat tersebut. Misalnya, apa mau suasananya sedih atau mau menggunakan suasana gembira. Silahkan ditentukan.
Gunakan imajinasimu!
3. Gunakanlah imajinasi kamu dalam menulis sajak, apakah itu mau menggunakan imajinasi penglihatan, pendengaran, ataupun dengan perasaan, kemudian tuangkan ke dalam tulisan. Namun perlu memperhatikan point nomer 5 saat menuliskannya.
Gunakan simbol
4. Gunakanlah lambang atau simbol, misalnya saat akan menunjukan suasana atau keadaan satu orang.
Gunakan kata yang indah?
5. Yang terakhir, gunakanlah dan pilih kata-kata yang sesuai, enak atau indah, seperti kata-kata yang mengandung wirahma, murwakanti dan gaya bahasa.
Baca juga:
Setelah kita mengetahui tentang cara menulis atau membuat sajak dalam bahasa sunda, dalam membawakan atau membaca sajak juga ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan loh! Diantaranya yaitu seperti: Lafal, intonasi (lentong) serta cara menjiwai isi sajak.
Berikut adalah tehnik yang perlu kita perhatikan saat membaca sajak, diantaranya adalah :
Perhatikan dan hayati?
1. Perhatikan dulu isi sajaknya, selanjutnya dihayati atau dipahami, baik itu maksud atau suasana dalam sajak yang akan di bawakan tersebut.
Artikulasi harus benar?
2. Artikulasi dalam membaca sajak juga harus benar, karena memiliki peran penting agar pendengar atau audiens dapat memahami dengan jelas apa yang diucapkan oleh si pembaca sajak tersebut.
Artikulasi ini meliputi intonasi atau bahasa sundanya “lentong” yakni maksudnya kita harus dapat memperhatikan tinggi rendahnya suara dalam pengucapan, pelafalan dan kefasihan dalam pengucapan, suara kita harus jelas saat pengucapan huruf-huruf vokal. Sehingga sajak akan terdengar oleh audiens.
Rima
3. Merupakan suatu cara dimana kita harus dapat mengatur tinggi atau rendahnya suara serta memberikan tekanan pada kata kata yang dianggap cocok. Seperti yang telah dijelaskan diatas, membaca puisi berbeda dengan membaca teks biasa karena puisi terikat rima dan irama sehingga dalam membaca puisi tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.
Jeda dulu, Atur nafasmu?
4. Jeda atau randegan dalam bahasa sunda artinya berhenti sejenak, jadi jangan terlu cepat dan jangan terlalu lambat. Ini bertujuan untuk mengatur Pernafasan. Jadi, pernafasan kita harus diatur agar tidak tergesa-gesa. Sehingga tidak akan mengganggu dalam pembacaan sajak nantinya.
Mana ekspresinya?
5. Ekspresi wajah harus sesuai dengan isi sajak, sajak sedih ya ekspresinya sedih, begitupun sebaliknya. Awas jangan sampai kebalik yaa? 🙁
Sajak Sunda
Beberapa bentuk puisi yang sering kita lihat memang umumnya menggunakan bahasa indonesia. Nah, berikut ini adalah kumpulan sajak dalam bahasa sunda yang mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk bahan referensi kamu ketika mendapat tugas menulis sajak berdasarkan dengan tema di sekolah, karna sajak dibawah ini akan menggunakan tema yang berbeda-beda.
Baiklah, langsung saja disimak contoh sajak bahasa sunda, silahkan kamu bisa berdiskusi dan memperhatikan setiap unsur yang ada dalam puisi atau sajak dibawah ini bersama teman-teman mu. Selamat membaca!
Basa sunda basa daérah urang
Ayana dipropinsi jawa barat
Sering nu nyebut basa priangan
Aya ogé nu maké di cerebon jeung banten
Saha baé kudu miara basana
Urang kudu ngarasa reueus
Nagara jadi beunghar ku budaya basana
Dina globalisasi basa sunda mageunah idéntitas bangsa
Alhamdulillah, mugia tetep manggung dipropinsina
Neuteup pinuh sumanget
Ngajalankeun kahirupan ieu
Sanajan pinuh ku cocoba
Pikeun ngahontal hiji cita-cita
Neuteup pinuh ku harepan
Pikeun ngahontal sahiji impén
Dina ngawujudkeun hiji kahayang
Pikeun mangsa hareup anu gumilang
Ngan hiji harepan anu kuring cekel
Sarta niat kasucian dina jero heté
Lengkah pinuh ku kayakinan
Pikeun ngudag hiji cita-cita
Sanajan jauh ti tinggurilapna harta
Moal eureun kuring ngudag cita-cita
Kaum muslimin muslimat
Hayu urang ningkatkeun ta’at
Geura giru urang tobat
Tina dosa jeung maksiat
Alam dunya keur geunjleung
Ku panyakit matak keueung
Virus corona keur mangkreng
Nyebar alabatan wereng
Ulah gempar tetep tenang
Tapi ulah ngaganggap gampang
Bisa jadi virus nyerang
Upami alloh miwarang
Ku kituna pék caketan
Alloh nu maha rohman
Usaha batin sasarengan
Ku ngajaga kasehatan
Mun pareng rék udar-ider
Boga wudhu masing angger
Dicadar atawa di masker
Awak séhat, cageur, bageur
Mugi gusti ngahampura
Abdi sadar jeung rumasa
Awak bobolokot ku dosa
Nu matak datang bencana
Virus corona asal ti china
Ayeuna aya di mana-mana
Ku ayana virus corona
Ayeuna urang teu bisa kamana-mana
Sakola, gawe, kudu di arimahna
Kudu kumaha urang ayeuna?
Hayu urang sami-sami panjatkeun du’ana
Serahkeun kanu kagunganana
Kanu ngusik malikeuna
mugia urang sadayana
di tebihkeun tina bencana virus corona
Dina lolongkrang waktu
Aya méga mendung
Dina lolongkrang haté
Aya rasa nu teu kapaliré
Sedih kadenge na haté
Jiwa nu teu kawasa
Asa napak, asa heunteu
Kabeh asa beurat
Takdir teu bisa di pungkir
Kadar teu bisa di singlar
Waktu teu bisa di dagoan
Wanci teu bisa di gantian
Dihirupan lain teu ngahaja
Diciptakeun lain di aya aya
Teu hade katungkul ku sumoreang ka tukang
Teu hade katungkul ku ngagugulung udagan
Waas ku ngajul bentang
Tapi teu inget kana daratan
Reueus ku ngahontal kahayang
Tapi teu eling kana ageman
Poma eling mangka eling
Baheula kudu jadi pepeling
Ayeuna sing jadi panggeuing
Isukan tong ngagugu kapusing
Ulah ngukut nafsu kapegung
Kahayang moal manggih tungtung
Sing tarati tur gumati
Turut tinumut ukur ka Gusti
Hirup teh cita-cita
Ngudag ngudag mangsa jeung rasa
Hirup teh ibadah Rela ikhlas ngumawula
Bulan imut, ngangkleung di langit
Budak ulin di buruan
Angin darat muru ka laut
Pamayang nyolendang korang
Parahu leutik laju nyiriwik
Nganteur usaha di sagara
Warna perak‘na beungeut ombak
Beuteung lauk tingborelak
Nu jadi harepan pikeun kahirupan
Laut lega paparin Pangeran
Unggal poe unggal lengkah
nataan tanggal dina kalender
angger aya nu diarep-arep
ari umur melesat henteu kajeueung
Dina beja dina carita
teu weleh aya nu miheulaan
warna-warni kajadian. Teu kapireng
da puguh katalimbeng rusiah
Dina sakeclak cimata. Aya kasedih
nu teu kedal. Dina kongkolak
kahirupan. Aya nu miang
teu mulang deui
Iuh, iuh gunung kuring
angin ulin dina embun-embunan
sawaktu-waktu kuring kudu nepungan
dumeh hirup halabhab cinta
di maranehna nya ayana
Aya sababna kuring tibelat
aya sababna kuring pegat
tapi nu ahir lain kaabadian
kakasih dina hate ngawih deui
Iuh, iuh gunung kuring
nyata, nyata tanda-tanda
ngabalungbung jalan hirup
nepi ka nyawa rek asup
ka maranehna kuring rek balik
ka maranehna kuring rek pamit
Nyiruan dina pancuran
titeuleum méh baé paéh
Titiran nenjo Nyiruan
kanyaah mapaés haté.
Geuwat metik dangdaunan
diragragkeun kana cai
ngarayap éta Nyiruan
teu tulus nemahan pati.
Titiran ku paninggaran
diintip-intip dipanah
Nyiruan mulang tarima
nyeureud bitis paninggaran.
Paninggaran ngagurubug
teu tulus manah Titiran
geus lésot kabéh bangbaluh
lantaran silih tulungan.
Gurat angin jadi haleuang
Asih urang dina dalingding
Halimun jadi panuyun
Kana hemana salira
Katampi deudeuh nu geugeut
Dimumulé dina haté
Cahaya natrat sumirat
Nyaangan bagja dua’an
Mugia ulah lekasan…
Hiliwir Angin Ngadalingding
Rep Kareueus Neja Mikarasa
Sumerah Diri Sumangga Raga
Gulita nu Nangtayungan
Lungkawing Asih Nyumaramahan
Katresna Minuhan Jiwa
Mikawanoh Ati Munel Na diri
Jirim Sumanding Dalingding tingtrim
Natrat Kembang Kahèman
Notok Kana unggal implengan.
Bapa..
Bobolokot ku kesang
Sirah dijeun suku
Teu gedag ku rasa hoream
Ikhlas lain reka nu dipulas
Anjeun nyorang harungan
Pikeun kuring sangkan hirup sugema
Bapa..
Anjeun eunteung kahirupan
Ciri sajati lalaki
Anu satia tur tanggung jawab
Kana kodrat pamingpin kulawarga
Bapa..
Kaluhungan anjeun
Dina majuangkeun kulawarga
Warisan nu pohara mahal hargana
Harta eta bakal dimumule
Pikeun wariskeuneun anak incu engke
Dalam contoh sajak ini menggunakan beberapa rupa gaya bahasa sunda yang lebih dalam, misalnya seperti pemilihan gaya basa landen atau lalanden saat si penulis menjelaskan tentang suatu hal dengan menggunakan perbandingan, berikut contoh sajak beserta dengan artinya. Namun pengarangnya tidak dituliskan.
Sajak Kamanusiaan
Kamanusiaan pribadi
Turunan kamanusaan
Moal geser jeung nu sejen
Gumelar ti babaheula
Manca warna geus lila
Tumpur taun ganti taun
Pereum bulan ganti bulan
Ganti bulan ganti landi
Bulan tanggal ganti ngaran
Lalanden ganti lalanden
Eusina mah sabaheula
Nya manusa nya manusa
Alam tujuhna sapancuh
Alam salapan sajangkar
Artinya:
Kemanusiaan pribadi
Turunan kemanusiaan
Tak akan berubah dengan yang lain
Muncul sejak dari dahulu
Beraneka ragam warna sudah lama
Habis tahun ganti tahun
Habis bulan ganti bulan
Ganti bulan ganti nama
Bulan tanggal ganti nama
Nama ganti nama
Isinya masih yang dulu juga
Kalau manusia ya manusia
Alam tujuhnya seikat
Alam sembilan sejangk
21. Maneh soranganPoe PangbalesanWayahnaManeh nyiksaTong ceurikNajan malesBudak soranganSakumaha jangjiMaranehanna jalirSakumaha sumpahNu teu kalampahKop tah!Maneh kudu maturanManeh soranganNu kudu mere babalesSalaku Indung awal
22. Cikalna DunyaHayang apal maneh saha?!Tanya indung dunya!Maneh teh saenyanaTina kajadianKumaha kajadianna?Indung dunyaSok ngurilingkeun manehKukuiran soranganTeu eureun-eureunGara-gara ditubrukBabaturannaSari-sari Indung DunyaKalaluarNu matak maneh aya
23. Nu KakalayanganSaurna Indung Dunya,Geura ulin, geura ulinUtunSok geura iburNgarah maneh boga baturMilu kukurilinganjeung manehBebas,Bubudakeun,Beuki kakalayanganResep ka mana-manaNeang nu teu paruguhNgarah boga batur
24. Ngatur RijkiHe.. AnginPapancen hirup andikaSebar sumebar rijkiTi Hyang RahmanKeur sakum-sakumnaNu harirupHe.. AnginSok ari hayang kakalangan mahBari berekeunBaturan MegaTi kulon ka wetanTi kidul ka kalerJug geura nindak!
25. Angin TimurEngke mah kamiBakal ganti rupaTina nu sok ngalayangJadi nu laleumpangDina mangsaGeus marengkeun kamiAnggoan raksukan hideungNgacaukeun dunyaNu dipikanyaho kiwariKami bakal ngajuritNeangan perlayaKa kaom nu ingkarTina kayakinan kami
26. Cahya CarekPutra kaduaPareng saenggeus AnginPurah nyumputSakali kaluarPikasieuneunPasea wae jeung PertiwiTurunan Cahya PalitaSok hayang wae balikSaenggeus jebul
27. Nyawa MahlukLir ibarat walunganLir ibarat cahayaLir ibarat bumiLir ibarat caiDiparengkeun jodoJeung Indung HirupJadi nyawaSakabeh bandaAya wae Hirup SakeudeungNgan sakedet netraTeu kasampak ku manonTeu kacekel ku saliraMatak reuwasNu boga ceuliMatak raheut ka Pertiwi
28. NgamparSaban-saban anginKakalayanganIndung DunyaKagungan putra deuiBeda jeung nu cikalnaBakal jadi batur pasea anginResep pisan ngajedogCicing teu hejo tihangTeu kawas lanceuknaResep ulinIeu mah mumulResep keneh ngamparNgalindungi Indung Dunya
29. Gurat BatuPancegTetegPeugeuhHayang MatuhKa nu jadi indungKuatMoal gampang robahNepi ka beulah saliraPanincakan KahuripanLuhur dunyaTempat lumangsungGumantungna turunannaPutra PertiwiPutra LangitPutra PinilihMakmurkeun PertiwiTempat babarnaSang Pohaci bumiGumantungna KahuripanAlam dunya
30. Leumpang AwanSakuat-kuatna nu hirupMoal tangtu bakal cicingSaumur hirupnaIndung Dunya purah kukuiranNunutur Dewi SarangengeNunutur AnginSaeutak-eutikLir leumpangna awanNu matak nyilakakeunOge nu mawa sakur nu hirupKa handapeun langit biruNu lianIndung Dunya NyumputGeus waktunaPareng ayeuna Sang IndungTeu di panghareupnaWaktuna ngarojongKa nu jadi anakMere parab ka nu di laluhurBari nungguanIndung HirupNgeclak
31. Batu MulyaAnugrah ti PertiwiBarabay herangTaya tandingnaManik-manik alamNgageulis bumiNgadangdan dunyaKadigjayaanPaagul-agulPahade-hadeKabengbat kahayangHayang jagoSangkan ditempoKu balareaJadi mumusuhanJeung batur soranganDemi cita-citaKabeh diparatMawa MangpaatHyang RahmanResep nu mangpaatKanjeng nabiresep ka nu mangpaatLeuwih hadeMun bisa mawa mangpaatKeur nu lianKahyanganJadi pangbalikan
32. Keclak CihujanAngin mapay-mapay dunyaMamawa Mega hideungTina Mega hideungLahirIndung HirupOpat puluh poeOpat puluh peutingIndung HirupMapay-mapay dunyaMaparinkeun kahuripanPikeun Dewi PertiwiNgagugulung DunyaCai..Cai..Cai..Meleber ka mana-manaNgakeukeup dunyaJol nu harejo pada lahirTujuh puluh bageanDikeukeupanAntukna Dewi PertiwiKagungan deui putraPutra nu mawa hawaKahuripan
33. Hirup SaluyuKacipta dina mangsaHyang RahmanKeur mesem manisKami kaciptapikeun jadiasal nu harirupKu cara sakeclak caiKa mana-manaKami hayuCicing di mana waeMeunangNgan kudu ati-atiKa Indung Dunya
34. AtiBabanyo Beresih AtiDina diri kamiKacipta cai suciCai suci keur bebersihBebersih diriTina sagala nu ledokLedok lahirLedok batinLedok manahSupaya maranehBisa sujud muji
35. Asalna RijkiHyang Rahman marengkeunHujan turun ka bumiBumi nu panas tengangeNereptep Dewi SarangengeKumbuh jaradiNimat DewataAwalna rijkiLeubeut daun katingaliHarejoPikeun mahluk ngala rijkiBurujul hawaPikeun kakuatan lahir
36. Bumi EndahManon kana pamandanganNineung atiNineung sawargaCintaTengtremTiis ceuliHerang mataMesemna Hyang RahmanDi Tatar ParahyanganSinggasana Rahyang suciDi palataran WisnuNgantunkeun jenengna
37. Benteng AlamNarantung jangkungSigep mohal ingkahNajan Indung HirupNgabaya ka Dewi PertiwiMere pangiuhanTina tepna Dewi Sarangenge
38. 1000 SayapNurut ka RumuhunNyaah ka nu someahTing haliberIndung peutingMawa bejaKa sakumna umatMeberkeun jangjangKakalayangan di langitDina malem mulyaRewu pahalaNgagawean panitahTi Hyang RahmanTina jangjangnaSawarga sumebar
39. Dua MalakKami mah ayaDi unggal taktakKami mah ningaliKami mah nyakseniKami mah ngupingKami mah nunuturKa mana wae anjeun?Kumaha wae anjeun?Nanaonan wae anjeun?Mere naon anjeun?Ngomong naon wae anjeun?Eling teu anjeun?Pok Hayang Naon?Gusti Hyang KeresaHoyong teu maotDi angkasaGusti Hyang KeresaHoyong teu katingaliKu jalmi-jalmiGusti Hyang KeresaHoyong hiji turunan Al JanJadi Ratu di hiji langitGusti Hyang KeresaHatur nuhunSadaya puji kagunganGusti
40. Bumi PerangBumi nu makmurBumi nu suburDalapan karajaanSilih perangSilih kaniayaGenerasi awal nu kupurNganiaya generasi lianIjajil mingpin juritanPrajurit langit ngabinasakeunSakabeh bangsa kupurIjajil tuluy takaburNampik parentah Allah
41. Paturay jeung SawargaSanes abdi alim sujudMung nurutkeun hateNurani salira nu nampikSadaya-daya kagungan GustiKalebet diri abdiAbdi mah teu wantunBedegong ka GustiJoledar ka GustiCinta abdi leuwih ti anjeunnaSababaraha rewu abdi ngabdiNaha bet disilih ku nu lianUpami cinta abdi jadi papaitAbdi mah bade ngantunkeunCinta Gusti salamina
42. Pamingpin AnyarGeus barinasaUmat-umat kupurDewi Pertiwi sujud ka GustiHoyong pamingpinTi golongan kamiAnu langkung kasepAnu langkung geulisAnu langkung imanNajan pondok yuswaTurunan sawarga sawarehPikeun mingpin umatDugi ka ahir jaman
43. Bungsu SajodoKami ciptakeun keur manehGaganti keur nu tiheulaKu Kami dibere pangaweruhBanda-banda alamKu Kami dibere cinta kasihPikeun nurunkeun turunanPok geura cicingDi Tatar EdenPok geura solawatKu Kami dijodokeunPok hirup didieuHirup sauyunan
44. Musuh SalawasnaKaburu ku napsuKabengbat panggodaKapikat manisna pangajakHasad ka nu jadi manusaTeu rido kana takdirJangji dugi patiNunutur anak AdamNyalindung ka nu Maha AgungTi musuh nu saenyanaTina tipu dayaKana amisna dosa
45. 5000 TaunCinta,Kanyaah,Pasea,Paadu-adu,Silih ala pati,Silih babantu,Roda kahirupan tutuluyan muirManusa mah tetep manusaLain nu sampurna
46. Papasangan AlamDua mahluk sajodoTina dua pasipatanMamanisna hirupPapaitna jamanGeus KadarnaTi Hyang WidiSajodo tina duaPasipatan nu baredaKacipta kakuatan taya tandingAjeg moal leburKasaimbangan nu pinastiKeur jembar hateKeur ubar manah
47. Ngalap KasihDuh Gusti Pangeran abdiAbdi dolim ka diriGusti Pangeran abdiTulungan abdiDina pangumbaraanMilari anu dipiasihPaparin abdi pituduhCinta saendah layungKeudeung nanging karasa
48. Cinta SalawasnaHate ihlas bijaksanaSilih nembongkeun pangartiPanas jeung tiisnaPanceg jeung pangartiMoal ka nu lianMun ka anjeun salawasnaSanajan teu kacumponSanajan pajauhNanjeur salamina dina atiMo kaganti mo kasilihDina sajak sajak alamKu kuring ditepikeunKanggo nu manisSami-sami sipitSami-sami koneng
49. KasidahPami abdi janten langitAnjeun janten bumiPami anjeun kapanasanKu abdi dipasih iuhanPami anjeun kapanasanKu abdi dipasih megaPami anjeun kagaringanKu abdi dipasih hujanPami bidadari kacipta di bumiAnjeun kalebet salah sahijinaPami bidadari kacipta di langitMun anjeun tandinganna ti bumi
50. PertiwiPaturay jeung SawargaNa bet kurang kumahaKami welas asihKa aranjeunNa bet anjeun jalir kana jangjiJoledar tina piwarang KamiSok am buah-buah sawargaIwal ti hijiBet naha anjeun teu tumutGeura turun siahMaraneh mo sakali-kaliNgambeu tatar kahyanganMaraneh bakal silih ala patiDiantara turunan manehMaraneh bakal ngarasa kasusahSalila cicing di Pertiwi
51. Pikeun kamakmuranKami diciptaNgalangkungan RahmatDiselapkeun sababaraha rijkiPikeun PutraPutra Langit Putra PertiwiJeung Putra ti Indung DunyaSiki-siki kahirupanDibawa ku kamiPikeun kamakmuranNu bakal jadi pamingpinNu ngokolakeun kami sadaya
Social Plugin